
Kalau
Indonesia disebut negara dengan penduduk yang padat, maka ada juga
beberapa negara yang tergolong kekurangan penduduk atau memiliki
populasi rendah. Sebut saja Cina
misalnya, dulu negara itu juga termasuk negara terpadat di dunia. Lalu,
Cina mencanangkan kebijakan tiap pasangan wajib memiliki satu anak.
Akhirnya, kini negeri tirai bambu itu pun menghapus kebijakan tersebut.
Alasannya, karena krisis demografi seiring menuanya populasi penduduk
makin mengancam. Di Cina kini lebih banyak warga tua dan sedikit generasi muda.
Masalah
serupa nyatanya tak hanya dialami Cina saja, ada beberapa negara lain
yang merasa populasi mereka bermasalah. Kondisi ini seringkali dialami
oleh negara-negara maju. Sehingga bisa pula ditarik hipotesa, apa iya
tingkat kesuburan masyarakat yang makin menurun akan terjadi pada
masyarakat yang tumbuh menjadi lebih kaya? Berikut Hipwee News &
Feature merangkum delapan negara yang sedang gencar-gencarnya kampanye
agar warganya makin rajin ‘membuat anak.’
1. Selain mengusulkan agar pegawai melakukan hubungan seks saat istirahat kerja, pemerintah Swedia juga beri beragam tunjangan bagi anak-anak yang tinggal di sana

Kalau istirahat kerja biasanya buat makan, di Swedia bisa buat anak via tempo.co
Baru-baru ini, anggota dewan kota di Overtornea, sebuah kota kecil Swedia
mengusulkan agar pegawai pemerintah di sana diperbolehkan istirahat
pada hari kerja untuk berhubungan seks bersama pasangannya. Sebelumnya,
negara ini juga punya kebijakan agar setiap anak yang dilahirkan oleh
semua warga negara Swedia ataupun para imigran yang sudah menjadi warga
negara, otomatis akan mendapat tunjangan sebesar 1125 kronor atau
sekitar Rp1,5 juta setiap bulannya. Bukan hanya uang, masih ada
tunjangan tempat tinggal dan kesehatan juga lho.
2. Saking menurunnya tingkat kelahiran di negara Spanyol, pemerintah pun turun tangan dengan menunjuk pejabat khusus yang bertugas mendorong warga negaranya untuk punya anak

Kira-kira kerjaan si menteri urusan seks ini ngapain ya? via merdeka.com
Ya,
posisi menteri urusan seks ini muncul lantaran tingkat kelahiran di
Negeri Matador ini turun drastis. Tahun lalu, untuk pertama kalinya
angka kematian di Spanyol mengalahkan angka kelahiran. Perempuan berusia
18 hingga 49 tahun rata-rata hanya memiliki 1.3 anak, angka ini di
bawah rata-rata Uni Eropa yang mencapai 1.58 anak dan rata-rata Amerika
1.82 anak. Nah, tugas si menteri urusan seks ini adalah membuat
rancangan strategi nasional untuk memperbaiki ketidakseimbangan
demografis tadi. Salah satunya dengan memberi kredit pajak bagi
pembelian pakaian dalam wanita.
3. Angka kelahiran Singapura anjlok pada 1980-an, akhirnya slogan mereka pun ganti menjadi ‘Miliki tiga anak atau lebih jika anda mampu’

Jika mampu secara finansial, dianjurkan memiliki anak lebih via www.rikvin.com
Dulu, Singapura sempat menerapkan kampanye keluarga berencana ‘Dua anak cukup’.
Tapi saking suksesnya kampanye tersebut, laju populasi pun jadi sangat
melambat. Akhirnya sembari mengganti slogan, Singapura pun punya program
‘perahu cinta’ bagi pasangan yang ingin punya momongan. Pada program
ini, pasangan akan diberi pendidikan khusus seputar kesuburan dan
seksual di sebuah penginapan khusus suami istri. Untuk setiap anak
pertama dan kedua yang lahir, pemerintah juga memberi uang sebagai
tunjangan senilai USD15.000 atau lebih dari Rp150 juta. Ini masih belum
insentif pajak dan perpanjangan cuti hamil lho.
4. Di Rusia, kalau seorang wanita melahirkan anak di hari kemerdekaan negara tersebut yaitu 12 Juni maka akan hadiah lemari es hingga mobil

Cuma di Rusia, buat anak gratis kulkas! via bestrefrigerator.review
Populasi
rusia menyusut sejak 1990-an karena kelahiran rendah dan kematian
tinggi. Karena itulah, sejak tahun 2007 pemerintah mencanangkan program Conception Day
atau Hari Konsepsi setiap tanggal 12 September. Di tanggal tersebut,
para pekerja Rusia akan mendapat jatah cuti khusus untuk berlibur dari
pekerjaan dengan harapan ‘menghasilkan’ bayi. Lebih dari itu, wanita
yang melahirkan di hari kemerdekaan Rusia juga berhak atas hadiah lemari
es, uang, dan bahkan mobil. Perdana Menteri Vladimir Putin juga
berjanji untuk menghabiskan 33 miliar Poundsterling untuk meningkatkan
populasi Rusia hingga 30% dalam 5 tahun.
5. Pemerintah Korea Selatan kini sedang merumuskan kebijakan agar masyarakatnya tak lagi menyoroti negatif pasangan yang kumpul kebo. Saking ingin menambah populasi, kumpul kebo bahkan disarankan

Mengubah mindset warga negara bukan hal mudah via pinterest.com
Langkah
ini sengaja diambil supaya tingkat kelahiran di Negeri Ginseng
meningkat. Mereka akan berupaya mendorong pasangan kumpul kebo memiliki
anak, tanpa harus takut pada kecaman sosial. Kampanye pada masyarakat
agar bersedia menerima berbagai jenis keluarga pun terus digalakkan demi
mendorong angka kelahiran. Kini tingkal kelahiran Korsel hanya 1,2 anak
per perempuan per tahunnya. Selain pasangan kumpul kebo, perempuan atau
lelaki yang menjadi orang tua tunggal juga akan dibantu oleh insentif
fiskal.
6. Bukan hanya menciptakan bayi robot sebagai pancingan, Jepang juga menerapkan program Mak Comblang sebagai dukungan agar warganya segera menikah dan punya anak

Coba di Indonesia ada program mak comblang begini ya via cnnindonesia.com
Bahkan
selama seribu tahun ini, Jepang tengah mengalami krisis kelahiran.
Populasi lansia juga diprediksi akan menutupi jumlah anak muda di negeri
sakura itu. Pada 2010 silam, pemerintah mendukung penciptaan bayi robot
(Yotaro) oleh mahasiswa di University of Tsukuba. Bayi robot
ini bisa menangis, bersin, tertawa, dan mengenali orangtua yang
mengadopsinya. Harapannya, pasangan mau mempertimbangkan kembali untuk
punya anak biologis. Selain itu, ada pula program mak comblang melalui
acara kencan singkat dan dukungan bagi (calon) ayah dengan memberi cuti
melahirkan bagi pria. Menarik ya?
7. Pemerintah Jerman rela mengeluarkan subsidi untuk orang tua yang terpaksa berhenti kerja untuk mengurus anaknya

Negara memberi gaji pada ibu rumah tangga via nbcnews.com
Program
penggajian para orang tua ini mencapai USD25 ribu atau setara Rp340
juta per tahunnya. Tentu saja ini bukan nominal yang kecil. Program ini
sudah dimulai sejak 2007 silam, karena populasi pemuda Jerman paling
kecil dibandingkan negara-negara Uni Eropa lainnya. Hanya ada 13 persen
warga berusia 14 tahun atau yang lebih muda. Walau aturan ini sudah
berlaku, namun nyatanya angka kelahiran di Jerman tak kunjung meningkat
dalam beberapa tahun terakhir. Solusi lainnya, para pemuda imigran dari
Suriah dan negara-negara lain dari Timur Tengah lebih dipermudah untuk
masuk ke Jerman dan membantu masalah demografi ini.
8. Di Rumania, pajak lebih tinggi diberlakukan bagi pasangan yang tidak memiliki anak. Polisi juga selalu berjaga di tiap rumah sakit untuk memastikan tidak terjadi aborsi ilegal

Demi meniadakan aborsi, polisi sampai ditempatkan di rumah sakit lho via static.independent.co.uk
Sejak
1996, pemerintah Rumania bisa dibilang mengambil beberapa langkah
drastis dan mengerikan dalam meningkatkan populasi. Selain pasangan yang
tidak mempunyai anak, pria dan wanita yang sudah berusia di atas 25
tahun dan belum menikah harus membayar pajak lebih sebesar 20% dari
penghasilan mereka. Proses perceraian juga sangat sulit. Polisi pun akan
nampak selalu siaga berjaga di rumah sakit hanya untuk memastikan tidak
ada aborsi ilegal. Kebijakan ini mungkin nampak ekstrem, tapi cukup
berhasil lho.
Beberapa orang berpendapat, kebijakan negara macam
ini bisa dibilang terlalu ikut campur urusan pribadi warga negaranya.
Tapi di sisi lain, penurunan jumlah penduduk di suatu negara juga bukan
kabar yang menggembirakan, hal ini bisa menimbulkan masalah lain yang
bisa berdampak serius bagi negara. Kurangnya penduduk menyebabkan
kurangnya tenaga kerja, juga pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tingkat
kematian yang besar. Semoga cara-cara itu cukup berhasil, ya.
Sumber : https://www.hipwee.com/feature/saking-rendahnya-angka-kelahiran-pemerintah-di-8-negara-ini-sampai-harus-paksa-warganya-bikin-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar